Kamis, 13 Maret 2014

contoh soal neraca massa dan jawaban

Soal neraca masa dan jawaban
Suatu gas berisi 20% mol etana dan udara. Udara dianggap berisi 21% mol oksigen dan 79%mol nitrogen jika metana dalam campuran itu adalah 500 kg/jam tentukan
a)komposisi gas dalam % mol
b)komposisi gas dalam % berat
c)kecepatan gas dalamkg mol/jam

diket= 20% mol CH4 ;80% mol udara(O2:20%,N2 : 79%); CH4:500kg/jam
jawab
a)
mol CH4 ; 500kg/jam dibagi BM CH4 yaitu 16 kg mol/jam hasilnya 31,25 mol
komposisi  udara 80 bibagi 20 dikalikan 31,25 hasilnya 125kg mol/jam
mol O2 = 21dibagi 100 dikalikan 125 hasilnya 26,229 kg mol/jam
mol N2 = 79% dikali 125 kg mol/jam hasilnya 98,671 kg mol/jam

%mol O2 =26,229 dibagi 156,25 dikali 100%= 16,786%
%mol N2=98,671 dibagi 156,25 dikali 100%=63,14%
b)
berat O2=26,229 dikali mr O2 yaitu 32 =839,328kg
berat N2= 98,671 dikali 28= 2762,788 kg

% massa CH4= 500 dibagi 4102,116 dikali 100% = 12,19%
%massa O2=839,328 dibagi4102,116 dikali 100% = 20,46%
Massa N2 = 2762,788 dibagi 4102,116 dikali 100%=67,35%

c) kec gas = mol CH4 + mol udara= 31,25+125=156,25




Senin, 10 Maret 2014

asidi alkalimetri



http://tekkimunnes.blogspot.com/

Asidi-alkalimetri adalah teknik analisis kimia berupa titrasi yang menyangkut asam dan basa atau sering disebut titrasi asam-basa. Reaksi dijalankan dengan titrasi, yaitu suatu larutan ditambahkan dari buret sedikit demi sedikit sampai jumlah zat-zat yang direksikan tepat menjadi ekivalen (telah tepat banyaknya untuk menghabiskan zat yang direaksikan) satu sama lain. Larutan yang ditambahkan dari buret disebut titrant, sedangkan larutan yang ditambah titrant disebut titrat (dalam hal ini titrant dan titrat berupa asam dan basa atau sebaliknya). Pada saat ekivalen, penambahan titrant harus dihentikan, saat ini dinamakan titik akhir titrasi. Untuk mengetahui keadaan ekivalen dalam proses asidi-alkalimetri ini, diperlukan suatu zat yang dinamakan indikator asam-basa. Indikator asam-basa adalah zat yang dapat berubah warna apabila pH lingkungannya berubah. Asidi-alkalimetri menyangkut reaksi antara asam kuat-basa kuat, asam kuat-basa lemah, asam lemah-basa kuat, asam kuat-garam dari asam lemah, dan basa kuat-garam dari basa lemah.

Asidi alkalimetri termasuk reaksi netralisasi yakni reaksi hidrogen yang berasal dari asam dengan ion hidroksida yang berasal dari basa untuk menghasilkan air yang bersifat netral. Netralisasi dapat juga dikatakan sebagai reaksi antara donor proton ( asam ) dengan penerima proton ( basa ).

H+ +  OH- →  H2O

Asidimetri merupakan penetapan kadar secara kuantitatif terhadap senyawa-senyawa yang bersifat basa dengan menggunakan larutan asam, sebaliknya alakalimetri adalah penetapan kadar-kadar senyawa-senyawa yang bersifat asam dengan menggunakan larutan basa. Untuk menetapkan titik akhir proses netralisasi ini digunakan indikator. Menurut W.Ostwald, indikator adalah suatu senyawa organik kompleks dalam bentuk asam atau basa yang mampu berada dalam keadaan dua macam bentuk warna yang berbeda dan dapat saling berubah warna dari bentuk satu kebentuk yang lainnya pada konsentrasi H+ tertentu dan pH tertentu. Jalannya proses titrasi netralisasi dapat diikuti dengan melihat perubahan pH larutan selama titrasi, yang terpenting ialah perubahan pH pada saat dan disekitar titik ekuivalen karena hal ini berhubungan erat dengan pemilihan indikator agar kesalahan titrasi sekecil-kecilnya.

Larutan asam bila direaksikan dengan larutan basa akan menghasilkan garam dan air. Sifat asam dan sifat basa akan hilang dengan terbentuknya zat baru yang disebut garam yang memiliki sifat berbeda dengan sifat zat asalnya. Karena hasil reaksinya adalah air yang memiliki sifat netral yang artinya jumlah ion H+ sama dengan jumlah ion OH- maka reaksi itu disebut dengan reaksi netralisasi atau penetralan. Pada reaksi penetralan, jumlah asam harus ekuivalen dengan jumlah basa. Untuk itu perlu ditentukan titik ekuivalen reaksi. Titik ekuivalen adalah keadaan dimana jumlah mol asam tepat bereaksi habis dengan jumlah mol basa. Untuk menentukan titik ekuivalen pada reaksi asam-basa dapat digunakan indikator asam-basa. Ketepatan pemilihan indikator merupakan syarat keberhasilan dalam menentukan titik ekuivalen. Pemilihan indikator didasarkan atas pH larutan hasil reaksi.

Salah satu kegunaan reaksi netralisasi adalah untuk menentukan konsentrasi asam atau basa yang tidak diketahui. Penentuan konsentrasi ini dilakukan dengan titrasi asam-basa. Titrasi adalah cara penentuan konsentrasi suatu larutan dengan volume tertentu dengan menggunakan larutan yang sudah diketahui konsentrasinya. Bila titrasi menyangkut titrasi asam-basa maka disebut titrasi asidi-alkalimetri.

Asidi dan alkalimetri ini melibatkan titrasi basa yang terbentuk karena hidrolisis garam yang berasal dari asam lemah ( basa bebas ) dengan suatu asam standar ( asidimetri ), dan titrasi asam yang terbentuk dari hidrolisis garam yang berasal dari basa lemah ( asam bebas ) dengan suatu basa standar ( alkalimetri ). Bersenyawanya ion hidrogen dan ion hidroksida untuk membentuk air merupakan akibat reaksi – reaksi tersebut.

# Prinsip Dasar Titrasi

Reaksi penetralan dalam analisis titrimetri lebih dikenal sebagai reaksi asam-basa. Reaksi ini menghasilkan larutan yang pHnya lebih netral. Secara umum metode titrimetri didasarkan pada reaksi kimia sebagai berikut

aA + tT → Produk

dimana a molekul analit A bereaksi dengan t molekul pereaksi T, untuk menghasilkan produk yang sifat pH-nya netral. Dalam reaksi tersebut salah satu larutan ( larutan standar ) konsentrasi dan pH-nya telah diketahui. Saat ekuivalen mol titran sama dengan mol analitnya begitu pula mol ekuivalennya juga berlaku sama, dengan demikian secara stoikiometri dapat ditentukan konsentrasi larutan kedua. Dalam analisis titrimetri, sebuah reaksi harus memenuhi beberapa persyaratan sebelum reaksi tersebut dapat dipergunakan, diantaranya :

  • Reaksi itu sebaiknya diproses sesuai persamaan kimiawi tertentu dan tidak adanya reaksi sampingan
  • Reaksi itu sebaiknya diproses sampai benar-benar selesai pada titik ekuivalensi. Dengan kata lain, konstanta kesetimbangan dari reaksi tersebut haruslah amat besar. Oleh karena itu, dapat terjadi perubahan yang besar dalam konsentrasi titran pada titik ekivalensi.
  • Diharapkan tersedia beberapa metode untuk menentukan kapan titik ekivalensi tercapai
  • Diharapkan reaksi tersebut berjalan cepat, sehingga titrasi dapat dilakukan hanya beberapa menit

Titrasi merupakan suatu metode untuk menentukan kadar suatu zat dengan menggunakan zat lain yang sudah diketahui konsentrasinya. Titrasi biasanya dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang terlibat didalam proses titrasi, sebagai contoh bila melibatkan reaksi asam-basa maka disebut titrasi asam-basa, titrasi redoks untuk titrasi yang melibatkan reaksi reduksi-oksidasi, titrasi kompleksometri untuk titrasi yang melibatkan pembekuan reaksi kompleks dan lain sebagainya.

Larutan yang telah diketahui konsentrasinya disebut dengan titran. Titran ditambahkan sedikit demi sedikit ( dari dalam buret ) pada titrat ( larutan yang dititrasi ) sampai terjadi perubahan warna indikator baik titrat maupun titran biasanya berupa larutan. Saat terjadi perubahan warna indikator, maka titrasi dihentikan. Saat terjadi perubahan warna indikator dan titrasi dihentikan disebut dengan titik akhir titrasidan diharapkan titik akhir sama dengan titik ekivalen. Semakin jauh titik akhir titrasi dengan titik akhir ekivalen maka semakin besar kesalahan titrasi dan oleh karena itu, pemilihan indikator menjadi sangant penting agar warna indikator berubah saat titik ekivalen tercapai. Pada saat tercapai titik ekivalen maka pH-nya 7 ( netral ).

Adapun syarat zat yang bisa dijadikan standar primer :

  • Zat harus 100 % murni
  • Zat tersebut harus stabil baik pada suhu kamar ataupun pada waktu dilakukan pemanasan, standar primer biasanya dikeringkan terlebih dahulu sebelum ditimbang.
  • Mudah diperoleh
  • Biasanya zat standar primer memiliki massa molar ( Mr ) yang besar, hal ini untuk memperkecil kesalahan pada waktu proses penimbangan. Menimbang zat dalam jumlah besar memiliki kesalahan relatif yang lebih kecil dibanding dengan menimbang zat dalam jumlah yang kecil
  • Zat tersebut juga harus memenuhi persyaratan teknik titrasi

Proses penambahan larutan standar sampai reaksi tepat lengkap, disebut titrasi. Titik dimana reaksi itu tepat lengkap, disebut titik ekivalen (setara) atau titik akhir teoritis. Pada saat titik ekivalen ini maka proses titrasi dihentikan, kemudian kita mencatat volume titer yang diperlukan untuk mencapai keadaan tersebut. Dengan menggunakan data volume titran, volume dan konsentrasi titer maka kita bisa menghitung kadar titran. Lengkapnya titrasi, harus terdeteksi oleh suatu perubahan.

Prinsip Titrasi Asam Basa

Titrasi asam-basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun titran. Titrasi asam basa berdasarkan reaksi penetralan. Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa dan sebaliknya. Titran ditambahkan titer sedikit demi sedikit sampai mencapai keadaan ekivalen ( secara stoikiometri, titran dan titer habis bereaksi ). Keadaan ini disebut titik ekivalen. Adapun cara mengetahui titik ekivalen yaitu :

  • Memakai pH meter untuk memonitor perubahan pH selama titrasi dilakukan, kemudian membuat plot antara pH dengan volume titran untuk memperoleh kurva titrasi, titik tengah dari kurva titrasi tersebut adalah titik ekivalen
  • Memakai indikator asam-basa. Indikator ditambahkan pada titran sebelum proses titrasi dilakukan. Indikator ini akan berubah warna ketika titik ekivalen terjadi, pada saat inilah titrasi kita hentikan

Indikator yang dipakai dalam titrasi asam-basa adalah indikator yang perubahan warnanya dipengaruhi oleh pH. Penambahan indikator diusahakan sesedikit mungkin dan umumnya adalah dua hingga tiga tetes. Untuk memperoleh ketepatan hasil titrasi maka titik akhir dipilih sedekat mungkin dengan titik ekivalen. Indikator yang digunakan pada titrasi asam-basa adalah asam lemah atau basa lemah. Asam lemah dan basa lemah ini umunya senyawa organik yang memiliki ikatan rangkap terkonjugasi yang mengkontribusi perubahan warna pada indikator tersebut. Jumlah indikator yang ditambahkan kedalam larutan yang akan dititrasi harus sesedikit mungkin, sehingga indikator tidak mempengaruhi pH larutan, dengan demikian jumlah titran yang diperlukan untuk terjadi perubahan warna seminimal mungkin. Umumnya dua atau tiga tetes larutan indikator 0,1 % (b/v) diperlukan untuk keperluan titrasi. Dua tetes (0,1 mL) indikator ( 0,1 % dengan berat formula 100) adalah sama dengan 0,01 ml larutan titran dengan konsentrasi 0,1 M.

Indikator asam-basa akan memiliki warna yang berbeda dalam keadaan tak terionisasi dengan keadaan terionisasi. Sebagai contoh untuk indikator phenolpthalein (pp) seperti diatas dalam keadaan tidak terionisasi ( dalam larutan asam ) tidak akan berwarna dan akan berwarna merah keunguan dalam keadaan terionisasi (dalam larutan basa).

Berbagai indikator mempunyai tetapan ionisasi yang berbeda-beda dan akibatnya mereka menunjukkan warna pada range pH yang berbeda. Fenolphtalein tergolong asam yang sangat lemah dalam keadaan yang tidak terionisasi indikator tersebut tidak berwarna. Jika dalam lingkungan basa fenolphtalein akan terionisasi lebih banyak dan memberikan warna terang karena anionya.

Metil jingga adalah garam Na dari suatu asam sulphonic dimana didalam suatu larutan banyak terionisasi, dan dalam lingkungan alkali anionnya memberikan warna kuning, sedangkan dalam suasana asam metil jingga bersifat sebagai basa lemah dan mengambil ion H+, terjadi suatu perubahan struktur dan memberikan warna merah dari ion-ionnya.

Mengingat kembali bahwa perhitungan kualitas zat dalam titrasi didasarkan pada jumlah zat pereaksi yang tepat saling menghabiskan dengan zat tersebut. Sehingga berlaku : jumlah ekivalen analat = jumlah ekivalen pereaksi atau ( V x N ) analat = ( V x N ) pereaksi. Maka jumlah pereaksi harus diketahui dengan teliti sekali, sebagai berat gram ataupun sebagai larutan dengan konsentrasi dan volume. Larutan yang diketahui dengan tepat konsentrasinya dan dipakai sebagai pereaksi diusebut larutan standar/larutan baku, seperti dijelaskan diatas.

Telah dikemukakan, bahwa larutan NaOH dipakai untuk titrasi asam, tetapi NaOH tidak dapat diperoleh dalam keadaan sangat murni. Oleh karena itu, konsentrasi tepatnya tidak dapat dihitung dari beratnya NaOH yang ditimbang dan volume larutan yang dibuat walaupun kedua-duanya dilakukan secara cermat. Larutan NaOH ini harus distandarisasi atau dibakukan terlebih dahulu yakni ditentukan konsentrasinya yang setepatnya atau sebenarnya. Cara ini mudah untuk standarisasi atau pembakuan ialah dengan cara titrasi, misalnya larutan NaOH itu dipakai sebagai titran untuk menitrasi suatu larutan standar.

sekilas tentang dirimu....teknik kimia S1 UNNES



nih...izinyya...
Izin penyelenggaran  dikti No. 266/E/O/2012 pada tanggal 3 Agustus 2012

perhatikan ini.......
Program studi Teknik Kimia S1 lahir pada tanggal 3 Agustus 2012 sesuai dengan SK penyelenggaraan dari dikti No. 266/E/O/2012. Program Studi ini mulai menerima Mahasiswa Baru Teknik Kimia S1 pada Tahun Ajaran 2012/2013. Konsentrasi Prodi Teknik Kimia S1 adalah “Teknologi Pengolahan Sumber Alam Terbarukan Indonesia menjadi Bahan kimia bernilai tinggi (fine chemical)”. Lahirnya Program Studi Teknik Kimia S1 diawali dengan adanya Program Studi Teknik Kimia D3 yang sudah ada sejak tahun 2007.
Program Studi Teknik Kimia merupakan salah satu cabang rekayasa yang menitikberatkan pada proses dan operasi teknik kimia. Keunggulan dari Program Studi Teknik Kimia adalah memiliki kemampuan terhadap penguasaan dan pemanfaatan bahan alam terbarukan Indonesia seperti mengolah, memproses, mengoperasikan, merancang, memilih dan menerapkan teknologi Kimia. Bahan baku yang akan diolah adalah bahan alam terbarukan (BAT) Indonesia, seperti BAT berbasis minyak atsiri (rempah-rempah dan empon-empon), BAT berbasis lemak dan minyak, BAT berbasis protein, selulosa dan serat, BAT berbasis laut (rumput laut), gula tebu dan gula merah, dan BAT berbasis getah-getahan.




yang unggul
Prestasi yang pernah diraih oleh mahasiswa Program Studi Teknik Kimia sebagai Juara II Mahasiswa Berprestasi 2011 Tingkat Fakultas diraih oleh Eko Setiawan(Mahasiswa Teknik Kimia D3 angkatan 2009) dan Juara III Putra Kampus 2012 oleh Radityo Pungki (Mahasiswa Teknik Kimia D3 angkatan 2011). Prestasi lain yang dicapai banyaknya proposal Program Kreativitas Mahasiswa didanai Dikti dan beasiswa bidikmisi, BBM dan PPA.

Fasilitas penunjang
Research. Kegiatan penelitian baik mahasiswa maupun dosen dilakukan di Laboratorium Teknik Kimia. Laboratorium Teknik Kimia terdapat alat atau instrumen yang menunjang kegiatan penelitian. Penelitian yang dikembangkan khususnya pengolahan bahan alam terbarukan.
Keunikan (daya beda)
Program Studi Teknik Kimia S1 UNNES memiliki konsentrasi Pengolahan Bahan Alam Terbarukan (BAT) yang berbeda dengan Program Studi Teknik Kimia yang ada di Perguruan Tinggi Indonesia. Mahasiswa selain dibekali keahlian di bidang Teknik Kimia juga diberikan pengetahuan Pengolahan Bahan Alam Terbarukan.
Peluang mmengembangkan diri
Program Studi Teknik Kimia mengembangkan beberapa kegiatan antara lain:
a. Memacu dosen dan mahasiswa Program Studi Teknik Kimia untuk lebih meningkatkan kemampuan, kualitas, dan daya saing dosen dalam melaksanakan penelitian di tingkat nasional dan internasional;
b. Memacu dosen dan mahasiswa program studi Teknik untuk lebih meningkatkan kemampuan, kualitas, dan daya saing dosen dalam melaksanakan pengabdian/layanan kepada masyarakat di tingkat nasional dan internasional;

KOMPETENSI LULUSAN oiiii??/
Lulusan Program Studi Teknik Kimia diharapkan memiliki keahlian sebagai berikut.
a. Lulusan yang siap pakai dalam bidang ilmu teknik kimia.
b. Lulusan yang mempunyai daya kreativitas dan inovatif yang tinggi dalam berkarya.
c. Lulusan yang mempunyai jiwa wirausaha, mampu menciptakan lapangan kerjaan secara mandiri.
d. Lulusan yang mampu membuat rancang bangun pabrik kimia dalam menghadapi globalisasi.
e. L ulusan yang dapat menjaga lingkungan untuk keberlangsungan masyarakat banyak.



gimana Alumni nya????????
Aalumni prodi ini bekerja di industri,  meliputi PT Astra Daihatsu, PT. Sido mncul, PT. Kino, PT. Dua Kelinci, PT. Indo Plastik, de el el de el el de el el de el el


 di mana Alamat nya
Gedung E1 Lantai 2 Fakultas Teknik, Kampus  Unnes Sekaran Gunungpati, Semarang 50229
Telp. (024)8508101 ext 114, Website: http://tekkim.unnes.ac.id/